Pop Games VIVA - Pecinta game sepak bola, bersiaplah! Dunia gaming kembali diguncang dengan hadirnya game sepak bola terbaru yang bukan hanya menyuguhkan grafik realistis, tapi juga gameplay yang super adiktif. Buat kamu yang merasa bosan dengan game bola yang itu-itu saja, judul baru ini bisa jadi angin segar yang bikin kamu lupa waktu!
Pada awalnya, saya agak ragu tentang Rematch, bertanya-tanya kenapa tim di balik game seni bela diri rinci seperti Absolver dan Sifu tiba-tiba membuat game sepak bola jalanan. Namun, keraguan itu langsung hilang setelah saya mencobanya. Game ini menawarkan pengalaman sepak bola yang justru terasa lebih hidup dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Rematch adalah game futsal yang bisa dimainkan secara tim dengan 3, 4, atau 5 pemain per sisi. Bedanya dengan genre FIFA atau Madden, Anda tidak mengendalikan seluruh tim, melainkan hanya satu pemain saja.
Mirip dengan gaya pengembang sebelumnya, Sloclap, fokus utama adalah pada fisikitas. Anda memiliki kontrol penuh atas gerakan pemain Anda, dan itu juga berlaku untuk cara Anda mengontrol bola mulai dari melewati lawan hingga mencetak gol.
Tampilan game ini dibuat lebih realistis dengan menunjukkan keberhasilan dan kegagalan yang sering terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, jika Anda ingin melakukan umpan panjang ke striker, Anda harus memastikan arah dan kekuatannya benar.
Kalau waktu tackle salah, Anda bisa meninggalkan kiper tanpa pelindung. Bahkan, saat bola dilempar ke kotak penalti, Anda harus tepat menempatkan diri agar tendangan voli berhasil mengarah ke gawang.
Liquid Football
Ya, ada beberapa momen yang mungkin sedikit tidak realistis. Misalnya, siapa sangka ada pemain yang memantulkan bola dari dinding belakang dan menyusulnya dengan sikuceh yang spektakuler?
Tapi, saya pasti merasakan frustrasi yang sama saat mengalami situasi seperti kehilangan bola akibat tackling yang salah atau pass yang kurang pas.
Hanya dalam hitungan menit setelah bermain bersama teman-teman lewat Discord, saya langsung merasa seperti bermain sepak bola 5-a-side lagi. Beberapa istilah lama yang jarang dipakai keluar begitu instingtif ketika saya berteriak meminta bola atau memperingatkan rekan setim tentang pendekatan musuh.
Perasaan puas saat berhasil memberikan umpan yang bagus ataupun tackle yang sempurna kembali mengalir, bahkan rasa kesal karena keterampilan lawan yang sulit dihadapi pun tak ketinggalan.
Eat My Goal
Waktu yang saya butuhkan untuk masuk ke mode komunikasi sepak bola cukup cepat, tetapi jauh lebih cepat untuk mengenal beberapa tipe pemain tertentu. Ada yang suka menggenggam bola tanpa pernah mau passing, hanya berusaha memutarbalikkan lawan dengan trik-trik yang sering gagal tanpa mendapatkan hasil apa pun.
Lalu ada yang hanya ngendon-ngendon di kotak penalti musuh, jarang sekali membantu saat tim lawan menyerang. Dan tak lupa mereka yang lupa tugas pertahanan, sering meninggalkan gawang sepenuhnya terbuka. Kebanyakan pemain seperti ini adalah yang paling bising baik saat terus-menerus meminta bola maupun mengomel karena kesalahan Anda, meski mereka tak sadar akan kontribusi negatif mereka terhadap tim.
Ada dua hal yang membuat semua ini lebih menyakitkan. Dalam hidup nyata, saya adalah pemain bertahan yang senang menahan diri saat menyerang atau mengambil alih posisi kiper, tapi di Rematch, itu berarti jarang mendapatkan bola.
Akhirnya, skor pribadi sering kali lebih rendah dari rekan setim lainnya, membuat Anda menjadi kambing hitam kalau performa tim jelek. Lebih buruk lagi, sistem game mencoba keras untuk menghentikan perilaku egois seperti itu.
Tutorial awal wajib dimainkan tentang bagaimana pentingnya bekerja sebagai tim, bukan sekadar mencari kemuliaan individu. Ada beberapa cuplikan cerita tentang pemain yang dipecat dari tim karena tak pernah mengumpan kepada rekan setim yang terbuka. Tutorial ini dilengkapi latihan tentang passing dan bertahan, menekankan bahwa bermain sebagai bagian dari tim lebih penting daripada sekedar mencatat gol spektakuler.
Pesan ini cukup jelas, mirip selebrasi Christian Ronaldo, namun tampaknya mayoritas pemain Rematch sudah memahaminya. Tetap saja, kita bisa dengan mudah menemukan pemain yang belum paham bahwa dalam tim, tidak ada huruf 'I'.
Meskipun itu mungkin menjengkelkan selama pertandingan, ini justru menjadi bukti betapa otentiknya game ini. Ada ruang bagi semua jenis pemain even ones you’d prefer they stick with FIFA!
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id