Pop Games VIVA - Selama dua dekade terakhir, industri game di Indonesia telah mengalami transformasi besar. Dari sekadar hiburan di warung internet (warnet) pada awal tahun 2000-an, kini Indonesia menjadi salah satu pemain penting dalam ekosistem game internasional. Tidak hanya sebagai pasar potensial, tetapi juga sebagai produsen game, talenta kreatif, dan e-sports powerhouse yang mulai diakui dunia.
Awal Mula: Era Warnet dan Game Online
Bagi generasi 90-an dan awal 2000-an, nama-nama seperti Ragnarok Online, Point Blank, dan Counter-Strike bukanlah hal asing. Saat itu, warnet menjadi pusat hiburan digital bagi anak muda Indonesia. Dengan harga sewa komputer yang terjangkau, warnet menjadi tempat berkumpul, bermain, dan bahkan membentuk komunitas gamer pertama di Tanah Air.
Pada masa itu, infrastruktur internet masih terbatas dan kecepatan koneksi jauh dari kata ideal. Namun, justru dari sinilah budaya gaming Indonesia mulai tumbuh. Game tidak lagi hanya hiburan individu, tetapi juga ruang sosial baru bagi anak muda.
Komunitas-komunitas lokal mulai bermunculan dari forum seperti Kaskus hingga guild dalam game yang kemudian menjadi fondasi kuat bagi perkembangan industri game nasional.
Munculnya Developer Lokal dan Game Buatan Anak Bangsa
Seiring perkembangan teknologi dan akses internet yang semakin mudah, banyak pengembang lokal mulai unjuk gigi. Salah satu tonggak penting terjadi pada tahun 2013, ketika Toge Productions merilis game Infectonator, yang sukses menembus pasar global dan mendapat penghargaan internasional.
Kemudian hadir Agate Studio, developer asal Bandung, yang berhasil mencetak berbagai game edukatif dan bekerja sama dengan perusahaan internasional. Game mereka seperti Valthirian Arc bahkan dirilis di platform besar seperti PlayStation dan Nintendo Switch.
Tak hanya itu, Mojiken Studio dengan karya fenomenalnya A Space for the Unbound berhasil menarik perhatian gamer internasional berkat cerita yang menyentuh dan sentuhan budaya Indonesia yang kental. Game ini bahkan memenangi penghargaan di ajang SEA Game Awards 2023.
Salah satu kekuatan utama game buatan Indonesia adalah cerita dan budaya lokal. Unsur-unsur seperti batik, mitologi Nusantara, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sering menjadi inspirasi utama. Hal ini membuat game Indonesia memiliki identitas yang unik di mata dunia.
Indonesia Sebagai Pasar Game Terbesar di Asia Tenggara
Menurut laporan Newzoo 2024, Indonesia kini menempati posisi negara dengan pasar game terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 170 juta gamer aktif. Angka ini terus meningkat seiring penetrasi smartphone dan akses internet yang meluas hingga ke pelosok daerah.
Sebagian besar pemain berasal dari segmen mobile game, dengan judul populer seperti Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, dan Free Fire. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu basis komunitas Mobile Legends terbesar di dunia, dengan turnamen-turnamen bergengsi seperti Mobile Legends Professional League (MPL Indonesia) yang diikuti jutaan penonton setiap musimnya.
Industri e-sports pun tumbuh pesat. Tim-tim profesional seperti EVOS, RRQ, ONIC, dan Bigetron kini memiliki penggemar internasional dan kerap mewakili Indonesia di ajang dunia. Prestasi seperti EVOS Legends yang menjuarai M1 World Championship membuktikan bahwa talenta gamer Indonesia mampu bersaing di level global.
Dukungan Pemerintah dan Investasi Asing
Melihat potensi besar ini, pemerintah mulai memberi perhatian serius terhadap industri game. Melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), berbagai program diluncurkan untuk mendukung pengembang lokal, seperti Game Prime, Indigo Game Incubator, dan Baparekraf Game Lab.
Selain itu, investasi dari luar negeri juga mulai mengalir. Beberapa publisher global seperti Tencent, Garena, dan PlayStation Asia membuka kantor perwakilan dan menggandeng talenta lokal untuk mengembangkan konten yang relevan dengan pasar Indonesia.
Menurut data Kemenparekraf, nilai ekonomi industri game Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 37 triliun pada 2024, dengan pertumbuhan tahunan di atas 10 persen. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring berkembangnya ekosistem digital dan meningkatnya minat masyarakat terhadap industri kreatif.
Menatap Masa Depan: Indonesia di Mata Dunia
Perjalanan game Indonesia dari warnet hingga panggung internasional bukan sekadar kisah pertumbuhan industri, tetapi juga cerita tentang transformasi budaya dan ekonomi digital.
Kini, Indonesia tak lagi hanya menjadi konsumen game asing, melainkan juga pencipta karya interaktif yang mampu bersaing di kancah global. Dengan dukungan ekosistem yang semakin matang, talenta muda yang kreatif, serta apresiasi terhadap budaya lokal, masa depan industri game Indonesia tampak cerah.
Game buatan anak bangsa seperti Coffee Talk, A Space for the Unbound, hingga Parakacuk: Rise of the Rebels menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghadirkan karya yang tidak hanya menghibur, tapi juga membawa pesan dan nilai budaya ke mata dunia.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id