Pop Games VIVA - Industri esports di Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dari sekadar hobi dan kegiatan komunitas, kini esports telah berubah menjadi ekosistem profesional yang mencakup kompetisi berskala nasional hingga internasional, dukungan sponsor besar, hingga peluang karier menjanjikan bagi generasi muda.
Namun, di balik pertumbuhan yang cepat ini, banyak yang bertanya-tanya: sejauh mana dukungan pemerintah terhadap industri esports di Tanah Air?
Ternyata, dukungan tersebut sudah mulai terlihat dalam berbagai bentuk mulai dari kebijakan resmi, pembentukan organisasi, hingga penyelenggaraan ajang kompetisi nasional yang melibatkan lembaga negara. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Esports Diakui Sebagai Cabang Olahraga Resmi
Langkah penting dalam perkembangan esports di Indonesia dimulai ketika pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) resmi mengakui esports sebagai cabang olahraga prestasi. Pengakuan ini diperkuat dengan pembentukan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Dengan status tersebut, esports kini memiliki struktur organisasi resmi, seperti cabang olahraga lainnya. Hal ini memungkinkan adanya sistem pembinaan atlet, pelatihan berjenjang, serta penyelenggaraan turnamen resmi di tingkat daerah dan nasional.
PBESI sendiri memiliki tugas utama untuk mengembangkan ekosistem esports Indonesia melalui regulasi, pelatihan, dan sertifikasi pelaku industri termasuk atlet, pelatih, hingga caster (komentator).
2. Dukungan dalam Bentuk Turnamen Resmi dan Kompetisi Nasional
Salah satu bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap industri esports adalah penyelenggaraan berbagai kompetisi resmi berskala nasional.
Salah satu ajang terbesar yang melibatkan pemerintah adalah PON (Pekan Olahraga Nasional). Untuk pertama kalinya pada PON XX Papua tahun 2021, esports masuk sebagai cabang olahraga eksibisi resmi.
Melihat antusiasme besar dari para atlet dan penonton, pemerintah kemudian mengukuhkan esports sebagai cabang olahraga medali resmi di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menempatkan esports sejajar dengan olahraga konvensional seperti sepak bola atau bulu tangkis.
Selain PON, dukungan juga datang melalui kolaborasi PBESI dengan berbagai instansi seperti Kemenkominfo dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menyelenggarakan event besar seperti Indonesia Esports Summit, Bali 2022, dan berbagai turnamen nasional yang memperkenalkan talenta muda ke panggung internasional.
3. Fokus pada Pengembangan Ekosistem dan Pendidikan Esports
Dukungan pemerintah tidak berhenti di level kompetisi. Melalui berbagai program, pemerintah berupaya membangun ekosistem esports yang sehat dan berkelanjutan.
Salah satu contohnya adalah program Digital Talent Scholarship (DTS) yang digagas oleh Kemenkominfo, di mana generasi muda diberikan pelatihan terkait industri digital termasuk aspek manajemen turnamen, produksi konten, hingga bisnis esports.
Selain itu, beberapa universitas di Indonesia juga mulai membuka program studi dan ekstrakurikuler esports berkat dorongan dari PBESI dan Kemenpora. Tujuannya adalah agar industri ini tidak hanya menghasilkan pemain, tetapi juga tenaga profesional seperti pelatih, analis, manajer tim, hingga produser siaran.
4. Kolaborasi dengan Swasta dan Komunitas
Pemerintah menyadari bahwa pertumbuhan esports tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan sektor swasta. Oleh karena itu, PBESI aktif mendorong kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan perusahaan besar seperti Garena, Moonton, Tencent, dan ESL.
Kolaborasi ini menghasilkan berbagai turnamen besar seperti Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL Indonesia), PUBG Mobile Pro League (PMPL), dan Free Fire Master League (FFML) yang semuanya turut memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Dukungan ini juga berdampak ekonomi signifikan. Berdasarkan data Statista (2024), Indonesia kini menjadi salah satu pasar esports terbesar di Asia Tenggara dengan pendapatan industri mencapai lebih dari USD 1 miliar per tahun dan diproyeksikan terus meningkat hingga 2027.
5. Tantangan yang Masih Harus Dihadapi
Meski perkembangan esports di Indonesia cukup pesat, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah regulasi yang belum sepenuhnya matang dan keterbatasan infrastruktur di daerah.
Masih banyak wilayah di luar kota besar yang belum memiliki fasilitas latihan esports atau akses internet stabil untuk mendukung kompetisi daring.
Selain itu, masih diperlukan pendidikan publik agar masyarakat memandang esports sebagai karier profesional yang sah, bukan sekadar hobi bermain game.
PBESI dan pemerintah kini tengah bekerja sama untuk membangun pusat pelatihan nasional (esports training center) dan memperluas jangkauan program pembinaan hingga ke tingkat sekolah menengah.
Dukungan pemerintah terhadap industri esports Indonesia kini semakin nyata dan terarah. Mulai dari pengakuan resmi sebagai cabang olahraga, penyelenggaraan turnamen nasional, pengembangan ekosistem pendidikan, hingga kerja sama lintas sektor.
Dengan langkah strategis yang terus dilakukan, Indonesia berpotensi menjadi pusat esports terbesar di Asia Tenggara, sekaligus mencetak generasi muda yang berprestasi di level dunia.