Pop Games VIVA - Kali ini kita bakal ngobrolin soal sebuah game bernama Dreamsettler, sekuel dari game populer Hypnospace Outlaw. Di awal, Dreamsettler memang dirancang untuk membawa para pemain kembali ke era internet tahun 2000-an tempat animasi sederhana, musik-musik keren, dan desain website aneh jadi hal biasa. Sayangnya, impian besar ini harus berakhir lebih cepat daripada yang diharapkan.
Pada ulasan Hypnospace Outlaw, Andy Kelly menggambarkannya sebagai petualangan detektif cyber yang terjadi dalam sistem operasi komputer fiksi. Dengan setting alternatif tahun 1999, pemain diajak menjelajahi web nostalgia penuh lagu, animasi, hingga screensaver yang khas. Menurut Andy, "Internet resolusi rendah yang mencolok ini benar-benar hidup.
Ada ratusan halaman untuk diklik, terbagi menjadi zona-zona yang mencerminkan kepribadian pembuatnya yang eksentrik. Mulai dari remaja gaul di Teentopia hingga kelompok spiritual baru di Open Eyed. Semua itu memberikan gambaran sempurna tentang web primitif."
Namun, saat melanjutkan perjalanan ke versi 2000-an lewat Dreamsettler, pengembang menghadapi tantangan besar. Game ini pertama kali diumumkan pada tahun 2022 bersamaan dengan sebuah spinoff FPS bernama Slayers X: Terminal Aftermath: Vengeance of the Slayer (ya, judulnya panjang banget!). Walaupun Slayers X akhirnya rilis pada tahun 2023, Dreamsettler masih dalam tahap pengembangan tanpa tanggal pasti.
Tapi kabar buruk datang belum lama ini: Dreamsettler resmi dibatalkan. Melalui video pengumuman, sang lead developer Jay Tholen memberikan klarifikasi bahwa keputusan ini bukan karena Publisher No More Robots tidak mendukung.
"Mereka tidak menarik dukungan atau apa pun," kata Tholen, dikutip Pop Games VIVA Senin, 23 Juni 2025.
"Mereka telah melakukan segala yang bisa untuk menjaga proyek tetap hidup. Namun, sudah waktunya untuk berhenti."
Salah satu penyebab pembatalan adalah penghapusan fitur inti bernama Oomph, semacam fake Flash yang memungkinkan pemain membuat animasi berulang sesuai musik mereka sendiri. Fitur ini sebenarnya mirip dengan sekuen musik di Hypnospace Outlaw. Karena harus dipotong demi memangkas anggaran, motivasi Tholen pun hilang secara signifikan.
Bahkan Tholen mengaku bahwa dirinya kesulitan menjaga motivasi kerja selama proses pembuatan game.
"Saya bukan tipe orang yang bisa bekerja mengikuti dokumen desain seperti biasanya," ungkapnya.
"Saya lebih senang bereksperimen, menyatu dengan karakter, dan kemudian mengembangkan cerita dari situ. Proses ini seperti pohon yang tumbuh secara organik, dan sulit untuk dijelaskan kepada orang lain."
Meskipun Dreamsettler gagal diluncurkan, ada beberapa aspek unik yang telah selesai dan dibagikan ke publik.
Contohnya, proyek 'Czeckimation', ide yang mempresentasikan fenomena animasi Ceko yang mirip dengan popularitas anime di barat. Hal ini diperkenalkan melalui karya-karya imajiner seperti acara 'Golem Master' dan 'Little Babi' di platform BlueSky.
Jadi gimana menurut kalian? Apakah pembatalan Dreamsettler membuatmu sedih, atau justru malah penasaran dengan potensi konten lainnya? Yuk share pendapat di kolom komentar!
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id