Pop Game VIVA - Pada akhir acara Xbox Games Showcase minggu lalu, bos Microsoft Gaming, Phil Spencer, mengumumkan bahwa tahun 2026 akan menjadi tonggak sejarah karena menandai ulang tahun ke-25 Xbox.
Spencer juga menyebutkan beberapa proyek besar yang akan dirilis pada perayaan tersebut, termasuk reboot Fable, Gears of War: E-Day, game baru dari seri Forza, dan kembalinya sebuah klasik legendaris yang kemungkinan besar adalah Halo. Ya, kalimat 'tunggu sampai tahun depan' tampaknya sudah jadi slogan favorit mereka.
Tetapi meski begitu, showcase Xbox kali ini cukup sukses. Ada beragam judul seru dari tim studio besar Microsoft, seperti Clockwork Revolution dari InXile hingga pengumuman mengejutkan tentang game bertema fanaid Double Fine, Keeper.
Kerja sama cerdas pun terlihat, misalnya kolaborasi dengan Atlus untuk remake dan dengan tim pembuat The Witcher yang sekarang mempersembahkan game baru bertema vampire, The Blood of Dawnwalker.
Langkah paling inovatif mungkin adalah kemitraan dengan Asus lewat perangkat ROG Xbox Ally X, yang memungkinkan Microsoft mendominasi pasar handheld Windows tanpa harus bersaing langsung dengan Nintendo.
Walau demikian, sulit untuk tidak merasakan bahwa sesuatu sedang berubah. Dengan menunda banyak rilis game besar ke tahun depan dan minim kabar dari publisher seperti Blizzard atau Bethesda, atmosfer industri gaming saat ini terasa lebih tenang daripada biasanya.
Jika diperhatikan lebih luas ke pengumuman di Summer Game Fest maupun State of Play milik PlayStation, gambarannya semakin jelas. Paruh kedua tahun 2025 tampaknya cenderung sepi, dan banyak studio AAA tampaknya telah mengambil langkah strategis untuk menghindari benturan langsung dengan raksasa sebesar Grand Theft Auto VI.
Meskipun Rockstar belum secara resmi menegaskan tanggal peluncuran GTA VI, rumor keterlambatan hingga tahun 2026 sepertinya telah membuat rival-rival mereka melakukan penyesuaian dalam skedul perilisan.
Sebagai contoh, selama event Summer Game Fest, kita hanya melihat beberapa judul baru keluar dari Xbox Game Studios, seperti The Outer Worlds 2, Ninja Gaiden 4, dan tentu saja Keeper, yang semua akan dirilis pada Oktober mendatang.
Sony sendiri tampaknya telah merencanakan strategi matang dengan merilis semua game utamanya sebelum bulan Oktober, termasuk Death Stranding 2 dan Ghost of Yōtei. Sedangkan Nintendo masih setia menambah warna di pasaran akhir tahun ini dengan Pokémon Legends Z-A dan Metroid Prime 4: Beyond.
Dari segi game AAA, satu nama besar yang berhasil mencuri perhatian adalah Capcom dengan pengumuman Resident Evil Requiem serta Sega dengan full reveal dari Stranger Than Heaven.
Sementara itu, Sony memilih memperkenalkan beberapa IP nostalgia, seperti remake Final Fantasy Tactics, dan bahkan mengejutkan audiens dengan Marvel Tōkon: Fighting Souls yang stylish dari Arc System Works.
Akan tetapi, keseluruhan suasana dari para pengembang game top seperti Insomniac, Naughty Dog, Ubisoft, EA, hingga Valve cenderung sunyi senyap.
Mungkin era di mana game AAA diluncurkan setiap tahun bukan lagi tren yang bisa diandalkan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara acara seperti Summer Game Fest, yang perlu lebih kreatif menghadirkan konten menarik tanpa bergantung pada blockbuster besar-besaran.
Tidak ada salahnya jika para developer fokus pada kualitas ketimbang kuantitas. Bagi para gamer, sementara waktu, mungkin kita perlu sabar sedikit lebih lama untuk menikmati game impian kita.
Namun, satu hal yang pasti, setelah semua ini, Microsoft tampaknya tetap menjadi harapan besar di tengah lautan ketidakpastian industri gaming saat ini.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id