Pop Games VIVA - Industri game strategi kembali mendapatkan angin segar! Sebuah judul terbaru berjudul "Peak" sukses menggemparkan dunia gaming dengan pencapaian fantastis terjual sebanyak 4,5 juta kopi hanya dalam waktu satu bulan sejak rilisnya. Angka ini tidak hanya mengejutkan para analis industri, tetapi juga memperkuat posisi "Peak" sebagai salah satu game strategi paling menjanjikan di tahun 2025.
Apa Itu Game 'Peak'?
"Peak" adalah game strategi real-time dengan elemen manajemen sumber daya, eksplorasi, dan perang wilayah yang dikemas dalam visual yang memukau dan gameplay mendalam. Dikembangkan oleh studio independen Northspire Interactive, game ini mengajak pemain untuk membangun kerajaan mereka dari nol, menjalin aliansi, hingga menaklukkan peta dunia.
Dengan latar cerita post-apokaliptik yang kuat, pemain dihadapkan pada dilema moral, keputusan penting, dan strategi kompleks dalam setiap langkah. Tak heran jika game ini menjadi topik hangat di kalangan pecinta strategi.
Situasi ini bukan cuma bikin frustrasi tim, tapi juga memicu kekecewaan kolektif. Bisa dibilang, ironis, karena tema utama Going Under adalah kritik terhadap budaya kerja toksik. Setelah merasa lelah dan tidak nyaman melanjutkan proyek tersebut, Aggro Crab memilih menghentikan semuanya.
Bukan Kebetulan, Tapi Rehat yang Bikin Semangat Baru
Penghentian itu ternyata membuka halaman baru. Studio memutuskan untuk kembali ke hal-hal simpel sesuatu yang bisa membuat mereka ingat kenapa dulu bercita-cita membuat game. Muncul ide bekerja sama dengan Landfall Games, teman satu studio yang berhasil meluncurkan Content Warning, sebuah game hits hasil game jam selama liburan di Korea.
Inilah awal mula lahirnya Peak. Aggro Crab diajak ikut serta dalam game jam di Korea. Ide awalnya cuma main-main, tanpa tekanan besar. Hasilnya? Sebuah game co-op open-world survival yang mengajak pemain menjadi pramuka yang tersesat di pulau.
Mulai dari Nama Sampai Konten Inti, Semua Terbentuk Cepat
Sebelum ke Korea, Aggro Crab sebenarnya sudah punya ide awal tentang game bertahan hidup dalam dunia luas. Namun begitu mulai mencoba dan menggodoknya, semua berubah menjadi versi lebih ringan dan santai, bahkan sedikit gila-ginan.
Nama Peak sendiri, menurut Galen Drew, art director Aggro Crab, lahir saat candaan di sebuah Izakaya (bar Jepang): “It’s Peak!” — lalu kami malah sepakat itu kedengaran bagus sebagai nama game.”
Kerja Keras Tapi Seru
Hidup selama game jam berlangsung cukup intens. Tim bangun pagi, ngopi, lalu kerja sampai siang. Usai makan siang, diskusi soal game, balik lagi ke pekerjaan, dinner bareng, lalu maintest sambil catat ide buat besok. Meskipun hari penuh dengan jam kerja yang panjang (15-17 jam), antusiasme dan suasana yang ringan membuat semua terasa menyenangkan.
Dengan pengalaman Landfall di membuat game multiplayer, dan ide simpel yang langsung mengklik, mereka bisa merampungkan prototype dalam waktu kurang dari sebulan.
Tak Dikira, Viral dalam Seminggu
Ketika game akhirnya dirilis pada 16 Juni lalu dengan harga $8, tidak ada strategi promosi besar seperti yang mereka lakukan untuk Another Crab’s Treasure. Hanya disebut di beberapa update studio dan ditampilkan dalam livestream kecil oleh Landfall.
Yang terjadi kemudian benar-benar tak diduga: dalam sekitar seminggu, game ini terjual 1 juta kopi, lalu terus melonjak hingga 4,5 juta dalam kurang dari sebulan!
Cosmic? Bisa jadi. Apalagi kalau kita bandingkan dengan Another Crab’s Treasure yang terjual 500 ribu kopi dalam 3 bulan.
Apa yang Membuat ‘Peak’ Melonjak?
- Gaming Mechanics Unik: Mekanik naik gunung ala Breath of the Wild, dikombinasikan dengan stamina dan kondisi lingkungan.
- Co-op Chaos: Kolega kamu bisa jadi penyelamat atau biang masalah — seru dan menghibur buat ditonton.
- Estetika Lucu & Absurd: Desain karakter kayak kartun anak-anak jadul, memberi vibe unik dan menyenangkan.
Update Tak Terduga, Bahkan Server Sempat Jebol
Begitu ramai dimainkan, banyak bug dan isu server yang harus segera diperbaiki. Sayangnya, patch awal justru bikin game error total dan harus ditarik sementara.
Untungnya, antusiasme penggemar terus tinggi meski banyak tantangan. Awalnya Peak hanya dianggap proyek sampingan, tapi sekarang menjadi fokus utama studio. “Setelah sukses tak terduga ini, semua sepakat ingin terus mengembangkan Peak,” kata Drew.
Perjalanan yang Berubah Arah
Dari proyek yang tadinya cuma pengisi waktu luang hingga jadi salah satu game indie terpopuler di Steam, Peak mengubah perspektif Aggro Crab maupun Landfall tentang cara pengembangan game.
Saat ini mereka tengah sibuk menyempurnakan Peak, memastikan semua fitur berjalan lancar, dan berencana merilis versi lokalbahasa serta mendistribusikannya ke platform lain selain Steam.
Kesuksesan ini memang tak pernah direncanakan, tapi justru membawa angin segar bagi dua studio yang sempat lelah dan hampir kehilangan semangat.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id