Pop Games VIVA - Setelah bertahun-tahun penantian, penundaan rilis, dan spekulasi dari para gamer, akhirnya Skull and Bones resmi meluncur ke lautan dunia game. Dikembangkan oleh Ubisoft, game ini menjanjikan pengalaman bajak laut yang realistis dan mendalam. Tapi, muncul satu pertanyaan penting: Apakah Skull and Bones benar-benar layak dinanti?
Mari kita bahas secara lengkap dalam review berikut ini!
Sekilas Tentang Skull and Bones
-
Developer / Publisher: Ubisoft
-
Platform: PC, PlayStation 5, Xbox Series X/S
-
Genre: Open-world Naval Combat / Action RPG
-
Mode: Single-player & Multiplayer
-
Rilis: Awal 2025
Skull and Bones membawa pemain ke Samudra Hindia pada abad ke-17, masa keemasan bajak laut. Kamu akan memulai sebagai kapten kapal kecil dan berjuang membangun reputasi untuk menjadi penguasa lautan.
Kelebihan Skull and Bones
1. Visual dan Atmosfer yang Mengesankan
Ubisoft menghadirkan dunia laut yang sangat indah, penuh detail mulai dari ombak, badai, pelabuhan eksotis, hingga reruntuhan tersembunyi. Cuaca dinamis dan siklus siang-malam menambah imersi.
Lautan terasa hidup dan menegangkan, apalagi saat badai melanda di tengah pertempuran!
2. Pertarungan Laut yang Intens
Pertarungan antar kapal adalah fokus utama. Pemain bisa memilih berbagai jenis senjata seperti meriam, bom api, hingga boarding (menyerbu kapal musuh). Sistem pertempuran sangat taktis dan membutuhkan strategi, bukan sekadar menembak membabi buta.
3. Kustomisasi Kapal yang Kaya
Mulai dari desain lambung kapal, jenis layar, hingga kru, semuanya bisa kamu atur sesuai gaya bermainmu. Elemen RPG juga hadir lewat peningkatan kemampuan dan item khusus.
4. Fokus Multiplayer yang Seru
Skull and Bones menawarkan mode co-op dan PvP yang memungkinkan pemain beraliansi atau saling menyerang untuk memperebutkan harta dan dominasi wilayah laut.
Kekurangan Skull and Bones
1. Kurang Cerita yang Kuat
Berbeda dengan game bajak laut seperti Assassin’s Creed IV: Black Flag, Skull and Bones lebih berfokus pada gameplay dan pertempuran daripada alur cerita mendalam. Ini bisa jadi nilai minus bagi gamer yang mencari pengalaman naratif.
2. Tidak Ada Elemen Boarding Secara Manual
Salah satu keluhan terbesar adalah tidak adanya mekanisme boarding secara manual. Proses menyerbu kapal musuh lebih bersifat sinematik, bukan gameplay interaktif.
3. Kurva Belajar Cukup Tajam
Bagi pemain baru, mekanisme dan navigasi di awal permainan terasa cukup kompleks. Dibutuhkan waktu untuk memahami sistem perdagangan, reputasi, dan upgrade kapal.
Verdict: Layak Dinanti, Tapi Tidak untuk Semua
Jika kamu penggemar game simulasi pertempuran laut dan strategi open-world, Skull and Bones layak untuk dimainkan. Visual yang memukau, pertarungan laut realistis, dan kustomisasi mendalam menjadi nilai jual utama.
Namun, bagi kamu yang mencari cerita kuat dan eksplorasi karakter ala RPG klasik, mungkin akan merasa ada yang kurang. Skull and Bones lebih cocok untuk pemain yang ingin merasakan menjadi kapten kapal dalam dunia bajak laut yang luas dan kompetitif.
Skor Review: 8 / 10
FAQ Seputar Skull and Bones
Q: Apakah Skull and Bones bisa dimainkan solo?
A: Ya, ada mode solo, tapi pengalaman terbaik tetap di multiplayer.
Q: Apakah game ini pay-to-win?
A: Tidak. Meski ada item kosmetik berbayar, progres utama tetap berbasis skill dan usaha.
Q: Apakah game ini butuh koneksi internet terus-menerus?
A: Ya, meskipun ada misi solo, koneksi internet tetap diperlukan karena game berbasis layanan live-service.
Skull and Bones adalah game bajak laut modern yang serius dan menantang. Dengan visual indah dan pertempuran laut yang solid, game ini menawarkan pengalaman yang belum banyak dijumpai di genre serupa. Namun, tidak semua gamer akan cocok dengan fokusnya yang berat ke sistem ekonomi, strategi, dan kurangnya elemen cerita personal.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id