Setelah Gagal Total, Warner Bros Games Siap Bangkit dengan Pendekatan Baru yang Lebih Realistis

Warner Bros Games melakukan restrukturisasi besar dengan fokus pada empat franchise terkenal: Harry Potter, Game of Thrones, Mortal Kombat, dan DC Universe. Simak detail perubahan strategis ini!

Editor
Muhammad Thoifur
Tanggal
Kamis, 19 Juni 2025 - 12:15 WIB
Game Warner Bros Games
Warner Bros Games

Pop Games VIVA - Gamer Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan nama besar Warner Bros Games. Baru-baru ini, perusahaan game raksasa ini mengumumkan restructurisasi besar, sekitar enam bulan setelah kepindahan David Hadded, presiden mereka yang sebelumnya. Nah, perubahan ini dilakukan untuk menajamkan fokus mereka ke empat franchise game yang paling populer: Harry Potter, Game of Thrones, Mortal Kombat, serta DC terutama Batman.

Sebenarnya, perubahan ini sudah lama dipertimbangkan. Beberapa kegagalan besar menjadi pemicu utamanya, salah satunya adalah Suicide Squad dari Rocksteady. Ini adalah proyek live service game yang gagal total, bahkan kabarnya menghabiskan dana sebesar $200 juta!

Kegagalan lainnya datang dari Multiversus, sebuah game fighting yang awalnya cukup menjanjikan dengan karakter-karakter ikonik dari berbagai properti WB. Namun sayang, walaupun sempat dirilis ulang, Multiversus tetap tidak mendapatkan respon positif dari penggemar.

Yang menarik, kedua game tersebut memuat banyak karakter yang kurang populer. Contohnya, Suicide Squad menggunakan tokoh antagonis DC yang relatif minor, sementara Multiversus malah menghadirkan karakter unik seperti Iron Giant, Steven Universe, atau bahkan Banana Guard. Jadi, bisa dipastikan pelajaran penting dari kegagalan ini adalah bahwa Warner Bros harus lebih selektif dan fokus hanya pada merek-merek besar saja!

Kabar resmi dari CEO Warner Bros Discovery, David Zaslav, mengungkapkan visi baru mereka secara eksplisit pada November 2024. Dia menyebutkan bahwa mereka akan mempersempit ruang lingkup mereka ke DC (dengan fokus utama Batman), Hogwarts Legacy, Mortal Kombat, dan Game of Thrones.

"Kami telah melewati fase terburuk dalam bisnis gaming, meski jalannya tidak mudah," ungkap Zaslav, dikutip Pop Games VIVA Kamis, 19 Juni 2025.

"Namun, kami memiliki empat game dengan daya tarik luar biasa. Kami tidak akan lagi mencoba meluncurkan banyak game sekaligus, karena dengan fokus yang lebih kuat, kami yakin bisa menjadikan divisi gaming ini lebih konsisten dan stabil," tambahnya.

Secara organisasi, tiga kepala studio juga dinaikkan pangkat sebagai bagian dari perubahan ini. Yves Lachance dari studio Montréal ditunjuk sebagai Senior Vice President Development, bertanggung jawab atas franchise Harry Potter dan Game of Thrones.

Shaun Himmerick dari NetherRealm juga menjadi Senior Vice President Development untuk mengawasi Mortal Kombat dan game-game DC. Sementara itu, Steven Flenory dari studio New York diangkat sebagai Senior Vice President Central Tech & Services untuk mengelola teknologi, pengujian kualitas, hingga penelitian audiens. Semua pemimpin baru ini langsung melapor kepada JB Perrette, CEO Global Streaming and Games dari Warner Bros Discovery.

Alasan lain yang membuat restructurisasi ini cukup istimewa? Tidak ada gelombang PHK massal yang biasanya menemani perubahan besar di industri game. Namun, belum jelas apakah posisi David Hadded akan digantikan oleh orang baru, atau struktur ini sudah menjadi bentuk akhirnya.

Pada intinya, Warner Bros tampaknya serius untuk membangun kesuksesan di masa depan melalui franchise-franchise terbesarnya. Bagaimana menurut kamu? Apakah langkah ini bakal berhasil?

Sumber :
VIVA.co.id
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id

Strategi Jitu Menaklukkan Ranked Play di Game Rematch, Dijamin Berhasil

Pelajari cara kerja sistem peringkat di game Rematch, tips meningkatkan ranking, dan strategi untuk mendominasi pertandingan dengan tim yang solid.

Editor
Muhammad Thoifur
Tanggal
Kamis, 19 Juni 2025 - 11:56 WIB
Strategi Jitu Menaklukkan Ranked Play di Game Rematch, Dijamin Berhasil
Game Rematch
Steam

Pop Games VIVA - Selamat datang para pecinta sepak bola digital! Kali ini kita akan membahas salah satu game kompetitif terbaru yang sedang naik daun, Rematch.

Bagi kamu yang belum tahu, Rematch adalah game yang mengambil konsep dari olahraga paling populer di dunia yaitu sepak bola dengan sentuhan e-sport yang seru. Dan tentu saja, untuk menjadikan permainan lebih menantang, game ini memiliki sistem liga dan divisi yang merefleksikan seberapa baik performa tim kamu.

Berbicara tentang ranked play, musim 0 Rematch baru saja diluncurkan bersamaan dengan perilisan gamenya. Nah, buat kamu yang berniat menjadi pro player di dunia virtual ini, berikut beberapa hal penting yang harus diketahui.

Sistem peringkat Rematch cukup standar, dimana kemenangan tetap menjadi fokus utama. Namun jangan khawatir, kekalahan tidak memberikan hukuman yang terlalu berat pada awal-awal perjalananmu.

Cara Kerja Sistem Peringkat di Rematch

Pertama-tama, kamu perlu mencapai level 5 agar dapat memulai mode ranked. Level ini biasanya hanya butuh beberapa jam permainan saja. Setelah itu, kamu akan melewati lima pertandingan penempatan, di mana hasilnya akan menentukan rank awalmu. Meskipun nilai MMR (Matchmaking Rating) yang sesungguhnya tidak sepenuhnya transparan, bisa dipastikan semakin banyak kamu menang, semakin tinggi posisimu di leaderboard.

Ada spekulasi bahwa performa individu juga mempengaruhi ranking, tapi hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenainya. Yang pasti, karena Rematch merupakan game yang sangat team-oriented, kemampuanmu untuk bekerja sama dengan tim jauh lebih penting daripada sekadar unggul dalam satu mekanisme tertentu.

Bagaimana Progress Rank Dilakukan?

Sesudah mendapatkan rank awal, setiap kemenangan akan memberikan sekitar 20 poin ranked, sementara kekalahan akan mengurangi jumlah tersebut. Berikut tahapan progress yang bisa kamu harapkan:

  • Kumpulkan lebih dari 100 poin di divisi tertentu, maka kamu akan naik satu divisi (contoh: dari Bronze 1 ke Bronze 2).
  • Jika sudah mencapai puncak suatu liga, kamu akan menghadapi tiga pertandingan promosi. Dalam hal ini, kamu perlu memenangkan dua dari tiga pertandingan untuk naik ke liga yang lebih tinggi.
  • Meskipun kamu bisa turun antar-divisi, tampaknya deranking antar-liga (misalnya dari Silver I ke Bronze III) tidak terjadi, setidaknya pada tier rendah. Namun, hal ini mungkin akan berubah ketika kamu sampai di tier yang lebih tinggi.

Lalu, apakah kamu bisa mencoba format lain selain ranked? Tentu saja! Selain mode ranked yang hanya tersedia dalam format 5v5, kamu juga bisa menikmati mode unranked seperti 3v3 atau 4v4. Meskipun demikian, jika tujuanmu adalah meningkatkan rank secara efektif, fokuslah pada format 5v5. Masih belum ada kabar resmi apakah nantinya mode 3v3 atau 4v4 akan diberikan akses ranked.

Dengan tips dan panduan ini, semoga perjalananmu di Rematch jadi lebih mudah. Ingat, teamwork adalah kunci keberhasilan. Yuk, gabung dengan teman-temanmu, latihan terus, dan jangan lupa bersenang-senang!

Sumber :
VIVA.co.id
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id

Kenapa Joy-Con Nintendo Switch 2 Masih Rentan Stick Drift? Ini Jawabannya!

Nintendo Switch 2 Joy-Con ternyata masih rentan terhadap stick drift, namun layanan perbaikan gratis tersedia. Temukan detail lengkap dan solusi di artikel ini.

Editor
Muhammad Thoifur
Tanggal
Kamis, 19 Juni 2025 - 11:45 WIB
Kenapa Joy-Con Nintendo Switch 2 Masih Rentan Stick Drift? Ini Jawabannya!
Nintendo Switch 2
Nintendo

Pop Games VIVA - Nintendo mengklaim bahwa Joy-Con pada Switch 2 telah dirancang ulang sepenuhnya. Namun, hasil penguraian awal menunjukkan bahwa bagian dalam kontrolernya cukup mirip dengan versi aslinya. Selain itu, kendala lama seperti analog stick drift yang sering muncul di versi pertama tampaknya juga masih bisa terjadi.

Takut akan masalah serupa, beberapa pemilik sudah memanfaatkan layanan perbaikan dari Nintendo. Ada mitos tentang 'perbaikan drift gratis' yang disediakan oleh Nintendo, padahal fakta sebenarnya adalah ada opsi perbaikan gratis bagi pengguna yang memiliki kontroler rusak.

Pada situs dukungan pelanggan Nintendo, khususnya versi US/Canada, ada formulir permintaan khusus untuk Joy-Con 2 yang mengalami kerusakan fisik. Proses permintaan servis melibatkan pemilihan gejala masalah seperti 'joy-con tidak dapat dilepas/pasang', 'stick joy-con terasa longgar', hingga tombol-tombol yang tak berfungsi. Walau demikian, stick drift sendiri tidak disebutkan secara eksplisit dalam daftar gejala tersebut.

Ketika saya mencoba proses layanan ini (tentu saja tanpa benar-benar mengajukan klaim palsu), konfirmasi datang bahwa pengguna bisa mengirimkan kontroler mereka untuk diperbaiki tanpa biaya apapun setidaknya sampai tahap awal permintaan dilakukan.

Tidak ada biaya pengiriman atau pajak saat ini. Jadi meskipun bukan metode pencegahan Hall Effect yang banyak diharapkan, adanya layanan perbaikan memberikan sedikit rasa lega kepada para pengguna.

Sebagai tambahan, jika kamu harus mengirimkan Joy-Con untuk diperbaiki, siap-siap bermain tanpa kontroler selama jeda pengiriman ini. Tetap gunakan perangkat dengan bijak dan laporkan segala masalah segera agar mendapat solusi yang tepat!

Sumber :
VIVA.co.id
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id

Ada Game Baru dengan Aksi Kocak dan Penuh Strategi, Wajib Kamu Coba!

Temukan petualangan baru di dunia game dengan Thick as Thieves, game multiplayer yang penuh intrik dan aksi furtif. Simak cerita unik tentang keju yang mencuri perhatian!

Editor
Muhammad Thoifur
Tanggal
Kamis, 19 Juni 2025 - 11:41 WIB
Ada Game Baru dengan Aksi Kocak dan Penuh Strategi, Wajib Kamu Coba!
Game Thick as Thieves
Steam

Pop Games VIVA - Saat melihat demo awal Thick as Thieves di acara Summer Game Fest, saya langsung terkesan dengan konsepnya. Game besutan Warren Spector, sang kreator Deus Ex, ini menghadirkan elemen penyusupan yang menarik dengan setting era awal abad ke-20. Namun, satu hal yang benar-benar mencuri perhatian saya adalah keju!

Menurut Samantha Stetler, produser utama di OtherSide Entertainment, para pengembang sendiri tak bisa melepaskan mata dari sepotong keju yang ada dalam permainan. Yap, bukan harta karun atau batu permata, tapi sebuah roda keju besar ala gaya Baldur's Gate 3.

Di dalam game ini, kamu berperan sebagai salah satu dari tiga penjahat bertalenta yang sedang merencanakan pencurian brilian layaknya film Ocean’s 11. Meski begitu, rupanya banyak pemain yang lebih tertarik untuk berebut keju dibandingkan dengan harta benda lain.

Stetler memberikan demo kemampuan karakter yang dimainkannya saat menjelajahi sebuah rumah tua. Ia menggunakan keahlian seperti membuka kunci, menyamar sebagai penjaga keamanan berkepala kotak, bahkan memanggil peri cilik untuk mencuri kunci secara diam-diam.

Semua itu terlihat sangat menggemaskan dan penuh daya tarik. Namun di sudut kanan bawah layar, pertarungan sengit antar pemain sedang berlangsung: satu pemain mengambil keju, pemain lain merebutnya kembali, dan begitu seterusnya.

Mekanisme gameplay dari Thick as Thieves tampak seperti versi PG dari Thief: The Dark Project tahun 1998, namun kali ini disesuaikan dengan nuansa film animasi Dreamworks. Bagi saya pribadi, semangat untuk mencuri keju yang tampaknya tidak akan pudar memberikan warna baru pada pengalaman bermain game ini.

Tapi tentu saja, keju dalam game ini bukan sekadar isapan jempol belaka. Ini adalah objek yang dapat membuat pemain berbuat ekstra nekat menanjakkan gunung atau tanpa ragu menipu teman hanya untuk mendapatkannya. Seperti kata pepatah lama, ‘orang gila karena cinta’, mungkin juga berlaku dalam hal kecintaan terhadap makanan ini, ya?

Thick as Thieves menggabungkan elemen multiplayer dengan genre immersive sim yang kita sukai. Dengan fitur permainan seperti ini, siapa tahu keju ini akan menjadi legenda dalam sejarah gaming. Siap mencobanya?

Sumber :
VIVA.co.id
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id

Donkey Kong Bananza Rilis dengan Fitur Baru, Dijamin Makin Seru Mainnya!

Nintendo Switch 2 akan membawa kembali keseruan Donkey Kong Bananza dengan fitur baru GameShare. Berikut pengalaman seru memainkan game ini di era modern!

Editor
Muhammad Thoifur
Tanggal
Kamis, 19 Juni 2025 - 11:25 WIB
Donkey Kong Bananza Rilis dengan Fitur Baru, Dijamin Makin Seru Mainnya!
Game Donkey Kong Bananza
Nintendo

Pop Games VIVA - Sama seperti tahun 1996, Nintendo tampaknya bakal membuat saya kembali menanyakan kepada kakak saya apakah boleh bermain game eksklusif terbaru mereka, Donkey Kong Bananza, yang rencananya dirilis untuk Nintendo Switch 2. Sayangnya, karena fitur GameShare-nya, saya perlu bantuan dari konsol canggih miliknya untuk bisa memainkan game tersebut di Switch pertama saya.

Karena ada selisih usia tujuh tahun antara saya dan kakak saya, hampir semua yang dilakukan kakak saya dulu selalu terasa begitu keren, termasuk main game. Karier saya di dunia game?

Yah, mungkin tak langsung dipengaruhi oleh hasrat itu, tapi tentu saja kakak saya memiliki andil besar dalam pencetusannya. Setiap kali dia mendapatkan game baru, saya harus dengan malu-malu mengetuk pintu kamarnya dan meminta izin untuk mencoba Nintendo 64-nya.

Tak disangka, hampir tiga dekade kemudian, saya seolah-olah akan mengulangi situasi yang sama namun kali ini melibatkan teknologi masa kini.

Dalam acara Nintendo Direct hari ini, Nintendo mengumumkan bahwa Donkey Kong Bananza mendukung mode co-op baik secara lokal maupun online melalui fitur GameShare di Switch 2.

Ini memungkinkan pemain dengan konsol lama, Switch generasi pertama, untuk tetap dapat bergabung sebagai karakter pendamping Pauline, sementara pemain dengan Switch 2 bisa mengambil peran Donkey Kong yang dominan. Namun, ada catatan bahwa jika dua pemain menggunakan Switch 2, mereka dapat bermain bersama secara online.

Walaupun akhirnya saya pasti akan membeli Switch 2 mungkin ketika Metroid Prime 4 keluar untuk saat ini, saya sepertinya harus kembali mengandalkan bantuan kakak saya Jon, si penggemar berat Nintendo, agar bisa menikmati petualangan Donkey Kong pada 17 Juli nanti.

Sumber :
VIVA.co.id
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id