Pop Games VIVA - Industri game di Indonesia tak pernah lepas dari sorotan. Di balik popularitasnya, sejumlah game justru menuai kontroversi yang membelah opini publik. Dari dugaan mengandung unsur kekerasan, pornografi, hingga dianggap menyesatkan generasi muda, beberapa game bahkan sempat diminta untuk diblokir. Lantas, game-game apa saja yang pernah viral sekaligus bikin heboh netizen Indonesia?
1. Roblox – Platform Kreatif yang Menjadi Polemik
Roblox dikenal sebagai platform game yang memungkinkan pemain untuk membuat dan memainkan game buatan pengguna lain. Di Indonesia, popularitas Roblox sangat tinggi, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.
Namun, Roblox juga menuai banyak kritik karena minimnya pengawasan terhadap konten buatan pengguna (user-generated content). Beberapa game di dalamnya sempat viral karena mengandung unsur tidak pantas, mulai dari kekerasan hingga konten seksual tersembunyi. Hal ini memicu kekhawatiran orang tua dan sempat membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempertimbangkan tindakan pembatasan.
Fakta: Tahun 2024, ada laporan media sosial tentang game-game “dewasa” tersembunyi di Roblox yang bisa diakses anak-anak tanpa batasan usia.
2. PUBG Mobile – Game Battle Royale yang Dituding Menyulut Kekerasan
PUBG Mobile menjadi salah satu game mobile paling populer di Indonesia. Gameplay-nya yang seru dan kompetitif membuat banyak anak muda kecanduan. Namun, kepopuleran ini tak lepas dari kontroversi.
Beberapa pihak menilai bahwa PUBG memicu sifat agresif dan kekerasan di kalangan remaja. Bahkan, ada kasus di mana siswa melakukan aksi kekerasan yang dikaitkan dengan kebiasaan bermain game ini. Meski belum terbukti secara ilmiah, stigma buruk tetap melekat pada game ini, dan beberapa daerah sempat mengusulkan pelarangan.
Fakta: Di tahun 2020, Majelis Ulama Aceh sempat mengeluarkan fatwa haram terhadap PUBG karena dinilai membawa dampak buruk bagi generasi muda.
3. Grow a Garden (Roblox) – Game Berkebun yang Tak Seindah Namanya
Game ini awalnya dipromosikan sebagai game edukatif di platform Roblox. Pemain diminta untuk merawat kebun, menanam sayuran, dan menjual hasil panen. Kesan awalnya positif: mendidik, menyenangkan, dan cocok untuk anak-anak.
Namun belakangan, netizen mengeluhkan bahwa konten dalam game ini mulai menyimpang dari konsep awal. Beberapa mode permainan dianggap tidak mendidik, dengan tambahan fitur yang tidak sesuai dengan kategori usia anak-anak. Akibatnya, muncul kampanye orang tua agar game ini ditinjau ulang.
Fakta: Tagar #GrowAGarden viral di TikTok dengan lebih dari 10 juta views, sebagian besar berisi review negatif tentang perubahan arah konten game.
4. Grand Theft Auto (GTA) – Game Dewasa yang Tetap Digemari
GTA sudah dikenal sebagai game dengan konten dewasa, kekerasan, dan kriminalitas. Di Indonesia, seri game ini sempat dilarang masuk di beberapa toko game resmi karena dianggap bertentangan dengan norma dan budaya.
Meski begitu, GTA tetap digemari, bahkan modifikasi lokal seperti “GTA San Andreas Indonesia” menjadi viral di YouTube dan TikTok. Ironisnya, game ini banyak dimainkan oleh anak-anak tanpa pengawasan yang memadai.
Fakta: Video modifikasi GTA bertema ojek online, polisi Indonesia, hingga nuansa Ramadan, sempat trending di Indonesia.
5. Call of Duty: Modern Warfare – Menyinggung Simbol Sensitif
Salah satu seri Call of Duty (Modern Warfare) sempat memicu kemarahan netizen Indonesia karena diduga menyisipkan simbol yang menyerupai lafaz Allah di lantai toilet dalam game. Aksi protes membanjiri media sosial, dengan seruan boikot terhadap game ini.
Meski pengembangnya kemudian melakukan klarifikasi dan pembaruan, insiden ini menimbulkan luka di kalangan gamer Muslim, termasuk di Indonesia. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa simbol-simbol keagamaan adalah hal sensitif yang harus dihindari dalam konten hiburan.
Fakta: Petisi online menuntut penarikan game ini ditandatangani lebih dari 100 ribu orang dalam waktu satu minggu.
Mengapa Game Kontroversial Tetap Viral?
Fenomena game kontroversial yang justru menjadi viral bukan hal aneh. Kontroversi menciptakan rasa penasaran. Apalagi dengan bantuan influencer dan konten viral di media sosial, game yang tadinya tidak dikenal bisa langsung melejit dalam semalam.
Beberapa faktor yang membuat game kontroversial tetap digandrungi:
-
Gameplay menarik dan adiktif
-
Visual dan grafik memukau
-
Efek “FOMO” (Fear of Missing Out)
-
Pengaruh influencer atau YouTuber gaming
-
Kecenderungan remaja terhadap hal-hal yang “dilarang”
Game memang bisa menjadi sarana hiburan sekaligus pembelajaran. Namun, ketika kontennya tak sesuai, dampak negatifnya sangat besar. Peran orang tua, sekolah, dan pemerintah sangat penting untuk mendampingi anak dalam memilih dan bermain game.
Alih-alih langsung melarang, solusi terbaik adalah edukasi digital, batasan usia, dan pengawasan aktif. Dengan begitu, game bisa menjadi hiburan yang sehat dan positif, bukan sumber kontroversi.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id