Pop Games VIVA - Di era digital yang serba canggih ini, bermain game sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Banyak orang tua yang mengizinkan anak bermain game untuk hiburan, edukasi, bahkan agar anak tetap tenang saat di rumah. Namun, tak sedikit dari game yang dimainkan justru mengandung konten berbahaya yang bisa berdampak negatif pada perkembangan anak, baik secara psikologis, emosional, maupun sosial.
Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa game tersebut sangat populer dan sering dianggap "aman" oleh orang tua karena tidak terlihat mencolok dari sisi grafis atau gameplay. Padahal, risiko yang tersembunyi bisa jauh lebih besar dari yang terlihat di permukaan.
Berikut adalah 4 game populer yang ternyata berbahaya untuk anak-anak dan sering tidak disadari oleh orang tua:
1. Grand Theft Auto (GTA Series)
GTA adalah game open-world yang memungkinkan pemain melakukan berbagai aktivitas bebas, termasuk aksi kriminal seperti mencuri mobil, menembak orang, hingga berhubungan dengan pekerja seks komersial. Game ini juga dipenuhi dengan kata-kata kasar dan kekerasan ekstrem.
Dampak untuk Anak:
Anak yang terpapar game seperti ini bisa meniru perilaku agresif, menjadi lebih toleran terhadap kekerasan, dan mengalami penurunan sensitivitas moral terhadap perbuatan buruk.
Kenapa Diabaikan?
GTA sering dimainkan oleh anak-anak karena grafisnya menarik dan gameplay-nya dianggap seru, padahal memiliki rating dewasa (18+).
2. Roblox (Beberapa Game di Dalamnya)
Roblox adalah platform game yang memungkinkan pengguna membuat dan memainkan game buatan pengguna lain. Masalahnya, tidak semua game di Roblox terfilter dengan baik.
Dampak untuk Anak:
Beberapa game di dalam Roblox memuat unsur kekerasan, jumpscare, bahkan konten seksual terselubung. Anak juga bisa berinteraksi dengan pengguna asing tanpa pengawasan.
Kenapa Diabaikan?
Karena tampilannya “anak-anak banget”, banyak orang tua menganggap Roblox aman. Padahal, game seperti "Shower Simulator" atau "Raise a Floppa" sering kali memuat konten tidak layak.
3. Among Us (Tanpa Pengawasan)
Game ini tampak sederhana, di mana pemain harus mencari pengkhianat di antara mereka. Namun, konsep permainan yang mendorong berbohong dan saling menyalahkan bisa berdampak buruk.
Dampak untuk Anak:
Anak bisa menganggap berbohong sebagai strategi wajar, serta mulai memanipulasi teman sebaya. Selain itu, fitur chat terbuka bisa menjadi pintu masuk bagi cyberbullying atau pelecehan online.
Kenapa Diabaikan?
Desain karakternya yang lucu dan gameplay ringan membuat orang tua jarang mencurigai potensi bahayanya.
4. Five Nights at Freddy’s
Game horor ini menempatkan pemain di sebuah ruang kerja gelap untuk bertahan dari animatronik menyeramkan yang menyerang secara tiba-tiba.
Dampak untuk Anak:
Jumpscare yang mengejutkan bisa menyebabkan gangguan tidur, mimpi buruk, hingga kecemasan berlebih. Game ini sangat tidak disarankan untuk anak di bawah usia 13 tahun.
Kenapa Diabaikan?
Banyak YouTuber gaming terkenal mempopulerkan game ini, sehingga anak-anak ingin ikut mencoba tanpa tahu risikonya.
Mengapa Orang Tua Harus Waspada?
Anak-anak masih dalam masa tumbuh kembang. Otak dan emosinya belum siap untuk menerima paparan kekerasan, ketegangan ekstrem, atau konten yang membingungkan secara moral. Jika dibiarkan, game yang tidak sesuai bisa:
-
Menurunkan empati dan kepekaan sosial
-
Membentuk karakter yang kasar, tertutup, atau manipulatif
-
Menyebabkan adiksi layar yang mengganggu aktivitas fisik dan belajar
-
Membuka risiko interaksi online yang tidak aman
Tips Aman Bermain Game untuk Anak:
-
Gunakan parental control untuk membatasi game yang bisa diakses.
-
Periksa rating usia game sebelum diunduh (gunakan acuan ESRB/PEGI).
-
Diskusikan isi game dengan anak, tanyakan apa yang mereka mainkan.
-
Dampingi anak saat bermain, terutama saat mencoba game baru.
-
Berikan alternatif game edukatif, misalnya game logika, puzzle, atau simulasi kreatif.
Tidak semua game cocok untuk anak-anak, bahkan beberapa yang paling populer bisa mengandung konten berbahaya yang sering tak terlihat di permukaan. Sebagai orang tua, penting untuk tidak hanya membatasi waktu bermain game, tetapi juga memantau isi dan interaksi di dalam game.
Dengan perhatian dan pengawasan yang tepat, anak tetap bisa menikmati teknologi dengan cara yang aman dan mendidik.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id