Pop Games VIVA - Pernahkah Anda membayangkan apa yang terjadi di balik layar sebelum sebuah game rilis? Proses Quality Assurance (QA) mungkin adalah salah satu bagian paling penting tetapi juga kurang diakui dalam dunia pengembangan game.
Di departemen ini, para tester bertugas memastikan setiap sudut game berfungsi dengan sempurna, mulai dari fitur inti hingga detail kecil seperti grafik atau animasi.
Namun, tugas ini bisa jadi monoton, apalagi jika kita mempertimbangkan kompleksitas modern dalam game saat ini. Misalnya, Anda mungkin harus mengulangi hal yang sama berkali-kali—mengambil senjata tertentu lalu membuka pintu lagi, semua demi memastikan tidak ada bug yang luput.
Nah, inilah saat di mana teknologi AI dapat ikut andil! Dan Razer baru saja merilis solusi baru mereka, QA Companion, yang menggunakan AI untuk memberikan dukungan maksimal bagi para developer game.
Bagaimana cara kerja alat ini?
Razer QA Companion bekerja sebagai alat pencari dan pencatat bug secara otomatis. Ini membebaskan para playtester agar lebih fokus pada eksplorasi gameplay daripada mencatat setiap masalah secara manual. Keuntungannya tak hanya itu, tool ini juga dirancang agar sesuai dengan pipeline pengembangan game yang sudah ada.
Entah itu menggunakan Unreal Engine, Unity, atau bahkan mesin kustom C++, semuanya dapat dipasangkan dengan mudah. Tidak hanya itu, alat ini bahkan memiliki pengaturan khusus untuk berbagai genre dan gaya permainan.
Selain QA Companion dari Razer, ada beberapa kompetitor serupa seperti TestBot dari Mighty Build and Test. Bedanya, TestBot cenderung mengandalkan bot untuk benar-benar 'bermain' game secara mandiri.
Baik QA Companion maupun TestBot bisa sangat berguna, tapi jangan lupa bahwa ini hanya sekadar alat bantu. Tester manusia masih menjadi elemen inti dalam QA karena ada banyak aspek kualitatif yang hanya bisa dideteksi oleh pikiran dan pengalaman manusia.
Bayangkan seorang tester mencoba menavigasi pintu dalam suatu lingkungan virtual. Untuk mendapatkan hasil optimal, dia perlu melakukan berbagai kombinasi—melihat reaksi pintu saat membuka dari arah tertentu, dengan perlengkapan tertentu, atau bahkan dalam detik ganjil versus genap.
Kalau dipikir-pikir, ini seperti adegan Dr Strange menghadapi Dormammu: repetitif namun diperlukan. Sama seperti cerita Megan Summers, seorang pengembang game Australia yang berbagi pengalaman tentang QA, pekerjaan ini memerlukan kesabaran ekstra.
Masa Depan QA dengan Bantuan AI
Aplikasi AI dalam pengujian game bukanlah upaya untuk sepenuhnya menggantikan manusia, tetapi lebih kepada meningkatkan efisiensi kerja mereka. Tanpa adanya sentuhan manusia, kita mungkin akan akhirnya mendapatkan game-game yang hanya cocok dimainkan oleh robot, tentunya ini bukan tujuan utama.
Jadi, dengan alat-alat seperti Razer QA Companion, harapannya adalah membantu para developer membuat game yang lebih baik dan menyenangkan tanpa mengabaikan pentingnya kreativitas dan interaksi manusia.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id