Pop Games VIVA - Kabar mengejutkan datang dari dunia game saat Grand Theft Auto 6 (GTA 6) dipastikan mundur hingga tahun 2026. Hal ini otomatis mengubah dinamika perburuan penghargaan paling bergengsi di industri game, yaitu The Game Awards. Tahun ini, kompetisi untuk menjadi Game of the Year 2025 makin terbuka dan seru untuk disimak.
The Game Awards, yang sering disebut sebagai "Oscar-nya dunia game", biasanya melibatkan juri dari berbagai media game kelas dunia seperti Polygon, dengan kontribusi sebesar 10 persen dari suara fans. Untuk bisa masuk dalam nominasi, beberapa indikator penting selalu jadi acuan: rating tinggi di situs seperti Metacritic (biasanya di atas 90), genre RPG atau action-adventure dengan narasi kuat, serta produksi bernuansa premium.
Beberapa game sudah dirilis dan mulai mencuat sebagai calon kuat pemenang. Lalu siapa saja yang paling berpeluang?
1. Clair Obscur: Expedition 33
Dikembangkan oleh studio debutan Sandfall Interactive, game ini langsung menyedot perhatian berkat cerita yang mendalam dan visual yang memesona. Menggabungkan RPG dengan atmosfer gelap yang menarik, eksplorasi yang unik, dan gameplay yang ciamik, game ini punya segala elemen yang sering memenangkan GOTY.
Yang Membuat Istimewa: Narasi kuat, presentasi apik, dan pencapaian luar biasa untuk studio yang baru pertama kali terjun ke industri besar.
Tantangan: Harus terus dibicarakan cukup lama karena butuh momentum yang terjaga lebih dari enam bulan untuk tetap relevan sampai akhir tahun.
2. Death Stranding 2: On the Beach
Sebagi kelanjutan dari seri Hideo Kojima yang sangat ikonik dan kontroversial, Death Stranding 2 tampil lebih mudah diterima, sambil tetap mempertahankan orisinalitas dan teknologi impresif. Dipublikasikan oleh Sony dan dengan buzz yang tinggi, tidak mengherankan jika game ini adalah penantang serius untuk gelar GOTY.
Yang Membuat Istimewa: Teknik yang mutakhir, gaya yang unik, serta sentuhan personal dari sang auteur game modern, Hideo Kojima.
Tantangan: Beban 'ekspektasi' bisa jadi bumerang. Selain itu, kedekatan antara Kojima dan Geoff Keighley (pencetus TGA) mungkin membuat sebagian juri ragu.
3. Split Fiction
Gaame co-op dari Hazelight Studios ini hadir dengan kritik positif yang solid, termasuk rata-rata metascore di atas 90. Hazelight sendiri sebelumnya sukses besar dengan It Takes Two yang menang GOTY pada 2021.
Yang Membuat Istimewa: Gameplay kerjasama yang menyenangkan, genre yang sesuai selera juri, dan brand Hazelight yang sudah terpercaya.
Tantangan: Ada kemungkinan juri mencari sesuatu yang lebih berbeda setelah kesuksesan It Takes Two, meski secara mekanis Splitt Fiction lebih kuat.
4. Blue Prince
Meski indie games jarang menang di kategori utama GOTY, Blue Prince sedang berada di posisi yang bagus. Dengan metascore 92, banyak ulasan kritis yang memberi apresiasi tinggi terhadap narasi kompleks, puzzle menantang, dan nuansa artistik yang kuat.
Yang Membuat Istimewa: Kualitas seni tinggi, teka-teki yang menantang, dan kritik yang hampir seragam memujinya.
Tantangan: Kurang ramah pemain kasual dan harus bersaing dengan Hades 2, calon kuat indie lainnya untuk satu tempat yang tersisa di GOTY.
5. Kingdom Come: Deliverance 2
Jika tahun lalu ada Black Myth: Wukong sebagai kejutan, mungkin tahun ini giliran Kingdom Come 2 yang bisa muncul sebagai anugerah bagi gamer berjiwa puris. RPG realistis dengan detail historis dan narasi kuat yang cocok dengan selera TGA.
Yang Membuat Istimewa: RPG tradisional dengan pendekatan yang beda dan didukung fanbase yang fanatik.
Tantangan: Developer dianggap agak "sensitif" secara politik, plus butuh waktu lama untuk dimainkan, membuatnya kurang dijangkau juri maupun media.
6. Indiana Jones and the Great Circle
Seandainya sempat rilis tepat waktu, judul garapan MachineGames ini mungkin sudah masuk nominasi GOTY tahun lalu. Dengan kombinasi narasi kuat, produksi kelas A, dan Troy Baker yang selalu menjanjikan, ini adalah judul yang pas untuk ajang TGA.
Yang Membuat Istimewa: Adaptasi IP legendaris, desain visual memukau, dan nuansa nostalgia yang manis.
Tantangan: Masih harus bertahan di ingatan audiens selama hampir setahun penuh. Belum lagi ketidakpopuleran game berlisensi di kalangan juri.
Bintang Kejutan: Dark Horse Games
- Avowed – RPG Obsidian dengan reputasi penulis cerita berkualitas tinggi.
- Assassin’s Creed Shadows – Memiliki reputasi AAA dan permulaan yang baik, tapi mulai redup dalam buzz.
- Despelote – Game indie Ecuador tentang sepak bola masa kecil. Banyak mendapat pujian, tapi belum viral.
- Monster Hunter Wilds – Langkah awal besar yang sempat panas, namun mulai dilupakan komunitas.
- The Alters – Game yang bikin ngobrol orang soal tema kloning dan bertahan hidup.
Kandidat Upcoming yang Perlu Ditunggu
- Metroid Prime 4: Beyond – Bisa jadi kuda hitam Nintendo di era Switch 2.
- Hades 2 – Akan jadi wajah indie terkuat tahun depan jika segera keluar dari Early Access.
- Keeper – Proyek Double Fine yang masih penuh misteri, tapi punya potensi vibe kuat.
- Ghost of Yōtei – Sony sedang bangun momen besar untuk sekuel Ghost of Tsushima ini.
- Donkey Kong Bananza – Platformer Mario Kart mungkin tidak akan menang, tapi Donkey Kong punya peluang lebih baik.
Semua hal bisa berubah seiring waktu, karena pengaruh game terkadang baru terasa benar setelah dirilis. Kami akan terus memperbarui prediksi ini seiring kemunculan game-game anyar. Apakah Anda sudah main salah satunya?
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id