Pop Games VIVA - Peluncuran Nintendo Switch 2 akhirnya membawa kehadiran game-game klasik dari GameCube sebagai bagian dari layanan Nintendo Switch Online, dan bagi para speedrunner The Legend of Zelda: The Wind Waker, ini adalah kabar gembira. Versi emulasi dari game ini hampir identik dengan versi original di GameCube, namun ada dua perubahan kecil yang ternyata memberikan peluang besar bagi komunitas speedrunning.
Seperti dijelaskan oleh speedrunner Linkus7 dalam video barunya, Wind Waker memiliki sebuah bug yang memungkinkan pemain untuk masuk ke area di luar batas (out-of-bounds) pada dungeon-dungeon tertentu. Di area out-of-bounds ini, data tabrakan tidak dimuat sama sekali, jadi karakter akan terus jatuh tanpa henti - kecuali jika mendarat di kotak atau peti, yang anehnya tetap terdeteksi sebagai objek solid namun tak terlihat.
Bug ini sebenarnya sudah ada di versi original dan telah dikenal selama bertahun-tahun, namun belum ada cara praktis untuk memanfaatkannya. Ini karena level tidak akan dimuat secara otomatis setelah kamu mendarat di peti tersebut. Jika menggunakan Lagu Perpindahan (Song of Passing) untuk mengubah waktu siang atau malam seharusnya bisa memaksakan pemuatan ulang level, sayangnya, hal itu hanya akan menyebabkan game crash.
Namun, di Switch 2, pengembang telah menonaktifkan bug crash tersebut! Sekarang, kamu bisa melakukan glitch out-of-bounds, mendarat di peti, kemudian memutar Song of Passing dan melanjutkan permainan seperti biasa. Fitur ini sangat membantu, terutama di Earth Temple, yang menurut Linkus7 kini bisa diselesaikan hanya dalam waktu dua menit.
Ada satu perubahan lain yang lebih sederhana tapi tak kalah penting: controller remapping bawaan dari emulator GameCube resmi di Switch 2. Dalam dunia speedrunning Wind Waker, ada trik spesial di mana pemain harus berenang bolak-balik dengan cepat untuk mendapatkan momentum negatif yang ekstrem. Jika dilakukan cukup intens, kamu bisa meluncur jauh dari pulau awal tanpa menggunakan kapal!
Tetapi trik ini bukan main-main; kamu harus "men-pause" game secara presisi di setiap frame selama tiga atau empat menit. Atau, alternatifnya adalah "mengayunkan" joystick analog sebanyak 20 kali per detik sesuatu yang hanya sedikit orang di dunia yang mampu melakukannya. Namun, dengan fitur remapping tombol, kamu dapat mengatur salah satu arah stick analog ke sebuah tombol fisik, lalu cukup menekan tombol itu dengan cepat sambil menahan arah tertentu. Hasilnya? Proses 'shimmy' untuk membangun momentum menjadi jauh lebih mudah.
Linkus7 menjelaskan bahwa dengan sistem baru ini, trik tersebut sekarang benar-benar bisa dilakukan oleh pemula pun di rumah. Tentu saja, ini masih membutuhkan latihan, tetapi bagi para speedrunner profesional yang bisa menguasai trik ini di seluruh game? Ini adalah revolusi total.
Karena adanya perubahan-perubahan ini, komunitas speedrunning Wind Waker saat ini sedang membagi kategori run mereka menjadi dua: GameCube dan Switch 2. Hal ini dilakukan untuk memotivasi pemain agar mencoba jalur baru di konsol baru serta menciptakan rekor dunia yang bisa dinikmati semua orang. Begitu detail jalur Switch 2 sepenuhnya ditentukan, kategori-kategori ini mungkin akan digabungkan kembali.
Meskipun begitu, versi Switch 2 dari Wind Waker masih belum sempurna untuk speedrun. Misalnya, fitur GBA link via Tingle Tuner, yang merupakan elemen penting di rute lama, hilang dalam versi ini. Selain itu, lag input pada emulator GameCube milik Nintendo juga bisa mengganggu beberapa pemain. Namun, meski dengan batasan-batasan tersebut, tampaknya kita akan memasuki era baru yang sangat menjanjikan untuk komunitas speedrunning Wind Waker.
Artikel ini hasil dari generate AI dan telah dimoderasi oleh tim internal VIVA.co.id