Pop Games VIVA - Esports di Indonesia kini telah berubah dari sekadar hiburan menjadi industri bernilai ekonomi tinggi dan sumber peluang karier bagi generasi muda. Dengan investasi, jumlah penonton yang besar, dan dukungan institusional, esports telah menjadi pilar penting dalam ekosistem digital tanah air.

1. Industri Esports yang Membuahkan Ekonomi

Nilai pasar game dan esports Indonesia diproyeksikan mencapai sekitar USD 2,5 miliar (sekitar Rp 37,3 triliun) pada tahun 2025. Bahkan, Indonesia menyumbang sekitar 43 % dari total gamers di Asia Tenggara. Online viewership juga melimpah: MPL Season 15 mencatat lebih dari 4 juta peak viewers dan total jam tontonan mencapai 113 juta jam. Ini semua menunjukkan bahwa esports telah menjadi sektor ekonomi digital yang sangat potensial.

2. Basis Penggemar dan Platform Mobile yang Dominan

Sekitar 79 persen masyarakat Indonesia adalah gamer, sebagian besar bermain lewat perangkat mobile, didukung penetrasi smartphone yang tinggi. Mobile Legends: Bang Bang misalnya, menyumbang pendapatan USD 21 juta hanya di kawasan SEA, dan mencatat 35 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia.

3. Turnamen Besar yang Menggaet Ecosystem Esports

ARus turnamen esports terus meningkat:

• MPL Indonesia Season 15 memperoleh jutaan penonton dan menjadi magnet sponsor besar.

• Piala Presiden Esports 2023 menawarkan total hadiah mencapai Rp 2 miliar dan menjadi ajang regenerasi talenta esports anak muda.

• Beberapa turnamen seperti Free Fire Championship dan PMPL juga menyedot ribuan penonton, mencerminkan potensi ekonomi yang besar.

4. Dukungan Pemerintah dan Pembinaan Sistemik

Sejak 2020, esports diakui secara resmi sebagai cabang olahraga oleh Youth and Sports Ministry dan KONI, dengan pembentukan PB ESI sebagai badan pembinaan nasional.

PB ESI melalui platform Garudaku Akademi, bekerja sama dengan Moonton (pengembang Mobile Legends) dan EVOS Esports, menyelenggarakan program pembinaan untuk pelajar, tak hanya soal game, tetapi juga soft skills seperti manajemen stres, etika, dan personal branding. Skema ini membuka jalan karier mulai dari atlet, pelatih, caster hingga content creator.

5. Tantangan yang Masih Harus Dihadapi

Tentu saja, perkembangan pesat ini tak lepas dari tantangan:

• Masih terdapat kesenjangan akses internet, terutama di wilayah pedesaan.

• Regulasi dan infrastruktur hukumnya belum sepenuhnya matang, yang memicu kekhawatiran soal masalah seperti perjudian, ketergantungan game, dan integritas kompetisi.

• Perlu peningkatan edukasi bagi orang tua dan masyarakat tentang manfaat dan potensi esports sebagai karier jangka panjang.

Esports di Indonesia telah tumbuh menjadi sektor ekonomi serius dan peluang karier nyata bagi generasi muda. Didukung oleh basis penggemar yang masif, turnamen bergengsi, dukungan pemerintah, serta pembinaan sistematis, industri ini berdiri kokoh sebagai "mesin uang" dan sumber aspirasi. Meski tantangan masih ada, dengan kolaborasi lintas sektor, esports berpeluang terus berkembang dan menjadi bagian dari pembangunan digital yang inklusif dan berdaya saing.