Pop Games VIVA - Kalau kamu suka permainan dengan kedalaman cerita dan atmosfer emosional yang menggugah hati, pasti kamu masih ingat dengan Spiritfarer. Kini studio Thunder Lotus, pengembang di balik game fenomenal itu, tengah bersiap untuk membawa kita ke dunia baru bernama At Fate’s End, rencananya akan dirilis pada 2026.

Nicolas Guérin, kreatif utama di balik dua proyek tersebut, ternyata suka melihat hal-hal dari sudut pandang berbeda. Ia bilang bahwa Spiritfarer dibuat sebagai penyeimbang dari cara dunia biasa memandang kematian yang sering digambarkan suram dan menyedihkan. Nah, sekarang mereka ingin menantang prasangka lain lewat tema keluarga dalam At Fate’s End.

Dunia Keluarga yang Tak Selalu Indah

Jika selama ini keluarga kerap digambarkan sebagai tempat yang hangat dan harmonis, At Fate’s End malah mau menjelajahi sisi kelamnya. Ceritanya mengikuti seorang putri bernama Shan, yang dipaksa kembali ke istana setelah sekian lama mengasingkan diri.

Dalam misinya menjadi ‘Putri Pedang’, Shan harus merebut pedang saudara-saudaranya, masing-masing memiliki kekuatan ilahi yang diturunkan secara genealogis. Konflik keluarga bertemu tugas kerajaan dan beban sejarah, jadi kombinasi yang sangat menarik.

Mengambil Inspirasi dari Riwayat Keluarga

Pembentukan karakter di At Fate’s End tak asal-asalan. Nicolas mengungkap bahwa tim menggunakan kisah nyata dari para pengembang sendiri untuk menciptakan tokoh-tokoh yang begitu humanis. “Ada bagian dari seseorang yang kami kenal dalam setiap karakter,” katanya.

Guerin juga mengakui kalau hubungan aristokratik zaman dulu itu sungguh kacau terutama saat pergantian kuasa dan warisan kekayaan. Ini ia manfaatkan sebagai bahan cerita yang relevan meski berlatar fiksi.

Duel Kata, Duel Pedang

At Fate’s End tidak hanya drama keluarga atau dialog emosional saja. Seperti judulnya, duel akan jadi inti permainan. Bukan duel biasa, karena tiap pedang memiliki jiwa dan kekuatan dewa yang terhubung erat dengan si pemilik.

Shan punya God Sword bernama Aesus yang mengubah pikirannya menjadi kata-kata, karena ia telah kehilangan suaranya. Setiap kali dia bicara, itulah suara pedang itu yang berbicara.

Linimasa Warisan & Nasib

Selain pertempuran dan hubungan keluarga, tema garis keturunan juga mendapat ruang besar dalam cerita. Skill tree dalam game dibuat menyerupai pohon keluarga, menunjukkan seberapa besar kontribusi seseorang terhadap sejarah keluarganya. Apakah kamu hanyalah hasil dari rantai panjang silsilah, atau kamu bisa meninggalkan jejakmu sendiri?

Bahkan nasib tampaknya bukan sesuatu yang sepenuhnya ditetapkan, karena ada tarot yang menjadi elemen penting dalam gameplay. Pemain bisa membalik kartu dan merombak alur cerita. Maka itu, meskipun tampaknya segalanya sudah tertulis, kamu tetap bisa mengubah takdir.

Action & Keindahan Visual yang Menawan

Seperti game-game Thunder Lotus sebelumnya seperti Jotun, Sundered, dan 33 Immortals, aksi dan pertempuran adalah elemen kunci. Nicolas sendiri mengaku senang melihat karakter dalam game bisa bergerak dengan mulus dan penuh ekspresi.

Karena visual sangat diutamakan, gerakan dan animasi Shan dan karakter lainnya terlihat hidup, membuat pengalaman bermain semakin memikat.

Kapan Dirilis?

Game ini direncanakan hadir tahun 2026 untuk PlayStation 5, PC Windows, dan Xbox Series X. Untuk versi Nintendo Switch 2, mungkin bisa, tapi tergantung akses devkit. Sementara versi orisinal Switch kemungkinan besar tidak akan mendapatkan game ini karena keterbatasan spesifikasi.

Jadi bagi yang merindukan nuansa cerita dalam-dan-emosional ala Thunder Lotus, bersiaplah menyambut At Fate’s End yang akan menguras perasaan dan membuat kita mempertanyakan apa arti benar-benar keluarga.